Iskandar Collective

- -

Iskandar Collective dibentuk oleh Dondik, Wulang Sunu dan Iskandar di Bali, 2019, melalui program Ketemu Project Gerakan Kreabilitas.

Iskandar Collective adalah ekosistem kreatif baru yang dibangun dengan asas kesetaraan. Kami bekerja dengan orang-orang dari berbagai disiplin ilmu dan latar belakang. Menempatkan disabilitas sebagai bagian yang berkemampuan.

Iskandar Collective mengembangkan produk unik, barang kerajinan dalam edisi terbatas melalui kolaborasi kreatif dengan mengangkat nilai-nilai kearifan lokal.



Pak Iskandar

Profile Pak Iskandar 

Pak Iskandar yang merupakan seniman visual menciptakan berbagai karya seni mulai dari lukisan hingga instalasi. Rumahnya, yang lebih mirip galeri, memajang banyak instalasi di setiap dinding yang terbuat dari bahan limbah yang berbeda; mulai dari sandal rusak, sepatu hingga ranting, batu, tutup botol plastik, dll.

Karir senimannya terhenti beberapa tahun lalu ketika ia jatuh sakit, dan stigma yang tumbuh di masyarakat setempat yang mengklaim gaya melukisnya tidak membawa kegembiraan, terlihat aneh dan gelap. Padahal, ia masih bermimpi suatu saat bisa menggelar pameran tunggal lagi, seperti yang dilakukannya di tahun 1990-an.



Iskandar-Collective-1024x684

Dondik (kiri) and Wulang (kanan) mereka menginisiasikan collective ini pada Residential Design Thinking Program di Bali. Mereka secara kolaboratif menanggapi karya Pak Iskandar dan mengubahnya menjadi berbagai fashion item yang menyasar kalangan muda dan usia produktif.

Profile Dondik Robini (left)

Dondik berasal dari Lumajang, Jawa Timur. Pria cerdas ini merupakan salah satu lulusan Komunikasi Desain Visual Universitas Paramadina, Jakarta. Ia aktif mengikuti acara dan/atau organisasi. Memiliki pengalaman sebagai Design and Production Specialist, dan juga menjadi fasilitator Digital Marketing ASEAN Literary Festival yang diadakan oleh Yayasan Muara. Pada 2019, ia mulai mendirikan platform bernama Mawea, untuk membangun ekosistem kreatif di Lumajang.

Profile Wulang Sunu (right)

Wulang Sunu adalah seorang seniman yang tinggal dan berkarya di Yogyakarta. Dia suka menggambar sejak usia dini. Ia mencoba mengambil peran dalam setiap kreasi dan mendapat banyak pelajaran tentang bagaimana bekerja sama dan membuat karya yang bisa “menggerakkan” penonton. Dia adalah pendiri sebuah organisasi bernama Studio Batu, di mana dia dan timnya membuat film, animasi, pemetaan video, dan pameran. Pada beberapa kesempatan, mereka juga memproduksi merchandise.