Tentang

Menciptakan dunia yang sadar sosial & inklusif dengan seni dan kreativitas.

Ketemu (Project) terbentuk pada tahun 2011. Pada awalnya, kami sebagai seniman merasa tidak nyaman ketika melihat karya-karya kami hanya menyentuh pasar komersial saja. Padahal seni sebenarnya lebih dari itu.

Jika diolah secara kreatif, seni bisa menjadi media untuk menjawab tantangan-tantangan terkini di masyarakat. Pada tahun 2012, kami bersama-sama dengan komunitas pengrajin batik marginal, membuat suatu proyek yang berjudul The Wax on Our Fingers.

Setelah beberapa tahun, kami sudah buat berbagai macam proyek kreatif. Melibatkan dari yang partisipannya masih murid sekolah sampai dengan komunitas. Dari situ kami melihat kalau wahana seni yang baru sangat dibutuhkan; dan kami perlu memperluas kegiatan seni kami dengan cara kolaborasi dengan seniman dari luar Indonesia. Saat itulah awalnya kami membentuk Ketemu Project Space dan Program Residensi Ketemu.

TIM KETEMU

Kabul

AKA: Budi Agung Kuswara

Pendiri dan Direktur Ketemu Project, Kabul, adalah seorang pelukis kontemporer modern dari Bali yang sudah mapan dan terlatih secara formal. Baik karya solonya maupun kolaboratifnya dengan komunitas telah dipamerkan di berbagai museum dan galeri di Asia.
Karya kolaboratifnya "Mimizu San", dipamerkan di Museum Seni Asia Fukuoka, Jepang dan "Arus Berlabuh Kita" di Museum Peradaban Asia Singapura. Kamu bisa melihat karya solo Kabul dapat di www.budiagungkuswara.com.
Sebagai salah satu proyek seni kolaboratifnya dengan komunitas, Kabul menginisiasi Schizofriends Art Movement yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan teman-teman penyandang Skizofrenia.
Ketika sedang tidak bekerja di Studionya atau di Rumah Berdaya, kamu bisa bertemu dengan Kabul di salah satu pantai sedang berselancar angin.

Mintio atau Sam

AKA: Samantha Tio

Co-Founder kami, Sam, adalah lulusan dari School of Art Design and Media di Nanyang Technological University, Singapore, dengan jurusan Seni Rupa Murni (Fine Art). Sebagai seorang seniman yang berbasis lensa, Sam sudah pernah memamerkan karyanya di beberapa festival dan museum secara global.
Sam mengendalikan Ketemu dengan berfokus pada proses kolaborasi-kolaborasi antar seniman baik itu dalam seni maupun secara komersial. Beberapa proyek seni kolaborasinya dengan komunitas yaitu “Malam di Jari Kita” dan “Arus Berlabuh Kita”, yang berkolaborasi dengan Kabul. Karya seni pribadinya bisa kamu lihat di The Artling.
Ketika Sam tidak sedang mengerjakan program edukasi seni di Galeri Nasional Singapura, mengajar di Nanyang Academy, ataupun memikirkan finansial Ketemu, ia biasanya akan melakukan yoga dan menonton penyedot debu yang mengelilingi rumahnya.

Dewi

AKA: Anak Agung Mayun Dewi

Dewi bertugas di bagian administrasi, akunting, dan kebutuhan operasional untuk proyek seni dan residensi.
Sebelumnya Dewi pernah menjadi perwakilan Indonesia (mengalahkan 32 wirausahawan Indonesia lainnya) dan Ketemu di program Young Social Entrepreneurs (YSE) oleh Singapore International Foundation. Saat ini Dewi sedang fokus ke pengembangan 5 wirausaha kreatif baru yang terbentuk di program British Council yaitu Developing Inclusive Creative Economy (DICE).
Di waktu senggangnya, kamu bisa bertemu Dewi di salah satu hobinya yaitu membuka stan makanan di acara-acara bazar di Bali!

Army

AKA: Army Fahri

Army telah terlibat dalam kancah seni rupa kontemporer Indonesia selama lebih dari 10 tahun. Terutama, karyanya berpusat pada pengelolaan, konsultasi dan kurasi di mana ia terlibat dengan seniman, galeri, kolektor, kurator, dan lembaga seni swasta lainnya di Indonesia dan luar negeri. Baru-baru ini ia aktif dalam proyek seni lano, sebuah inisiatif yang ia dan seorang seniman Indonesia dirikan, dengan fokus pada penelitian seni, publikasi, dan pameran seni, khususnya seni rupa Bali dan seni rupa Indonesia pada umumnya. Bersama dengan Ketemu Project, ia juga berpartisipasi dalam beberapa Proyek. Tahun lalu, dia menjadi Participant Liaison untuk Proyek Dice Digital R&D dan tahun ini dia memimpin satu proyek Art et al. X Ketemu Project, kolaborasi virtual antar seniman difabel, seniman kontemporer dan museum yang melibatkan tiga negara yakni Indonesia, Inggris dan Australia.

Ruth

AKA: Ruth Onduko

Ruth adalah pekerja seni independen yang berbasis di Bali yang berfokus pada kerja manajerial seni. Telah bersama dengan Ketemu Project dalam tiap programnya, salah satunya memimpin proyek Dice Digital R&D bersama dengan seniman difabel dengan berbagai latar belakang kekaryaan. Kini Ruth turut andil pula dalam Program Artist Residency sebagai advisor program. Ruth juga adalah Community Manager Uma Seminyak, co-founder kolektif Futuwonder dan founder Senidibali.

Irfa

AKA: Irfa Novita

Memiliki background dalam Marketing, Irfa memiliki minat yang besar untuk bekerja di organisasi yang memiliki dampak sosial dan tahun ini ia fokus di bidang seni karena seni adalah minatnya. Mulai setelah lulus kuliah, Irfa selalu terjun berkerja di berbagai NGO di Bali. Kebersamaanya dengan Ketemu Project , Irfa membantu mengelola hubungan kerja sama dan kolaborasi dengan teman-teman Ketemu. Tak hanya membantu dibagian partnership, Irfa juga mengelola bagian marketing dalam Ketemushop; produk artisan dari Ketemu Project.

Sidhi

AKA: Sidhi Vhisatya

Sidhi adalah seorang pekerja seni yang berbasis di Ubud, Bali. Praktiknya meliputi pembuatan kolase & dokumenter, menulis, riset dan kerja pengarsipan. Sejak tahun 2020, Sidhi aktif menjadi kurator dan project manager di Queer Indonesia Archive. Sidhi terlibat dalam Southeast Asia Queer Cultural Festival (SEAQCF) yang diselenggarakan ASEAN SOGIE Caucus dengan dengan film dokumenter "Liku: Off and On Stage" dan pameran arsip "Echo from The Past". Selain itu Sidhi pernah melakukan 3 bulan residensi untuk mengevaluasi kerja-kerja pengarsipannya melalui program MARANTAU di Yogyakarta. Kini Sidhi sudah terlibat dalam kerja-kerja Ketemu Project sejak tahun 2021, sebagai fasilitator untuk program Dice Digital R&D dan juga terlibat dalam proyek kolaborasi Art et al. X Ketemu Project.