#BehindInterest.

 

 

 

Pameran online yang dikuratori oleh Butong.

 

Mengkurasi

Koleksi.

 
 
 
 
 

Butong X
The Roberts Institute of Art

Dengarkan



Program Mengkurasi Koleksi mendampingi seniman disabilitas untuk mengkurasi sebuah proyek dengan karya seni dari koleksi internasional yang sudah mapan.

 

Pada Kurasi Koleksi pertama kami sebagai bagian dari program Art et al. X Ketemu Project, sebuah kolaborasi antara Butong (Sukri Budi Dharma) dan Roberts Institute of Art. Butong adalah perupa dan aktivis disabilitas Indonesia yang karyanya berakar pada advokasi akses bagi penyandang disabilitas dalam praktik kesenian. Roberts Institute of Art – RIA adalah organisasi seni kontemporer nirlaba, yang bagian dari misinya adalah meneliti dan memberikan akses ke Koleksi David dan Indrė Roberts.

Selama beberapa bulan, Butong bekerjasama dengan Yates Norton (perwakilan dari RIA) untuk mengeksplorasi dan menelisik berbagai karya dari Koleksi David dan Indrė Roberts. Dengan pertemuan yang diadakan secara virtual di Zoom dan dengan percakapan yang diterjemahkan langsung oleh Sidhi Vhisatya (perwakilan dari Ketemu Project), diskusi ini memiliki tantangan yang bisa saja menghambat komunikasi yang efektif. Namun, dengan pengamatan Butong yang bijaksana dan penuh kehati-hatian pada karya-karya seniman, termasuk Mariam Cahn dan Marilyn Minter, dibantu dengan pengetahuan Yates tentang koleksi tersebut, kolaborasi ini berhasil memunculkan seleksi karya dan dialog kurasi yang menarik.

#BehindInterest.

kutipan #BehindInterest oleh Butong  dari e-catalogue

Dalam perjalanan ini, saya juga menciptakan ruang untuk merefleksikan dan mengenali bagaimana konsepsi pribadi saya tentang diri mempengaruhi cara saya menghargai sebuah karya seni. Saya mempertimbangkan bagaimana dialog berulang antara diri saya yang ‘ideal’ dan ‘nyata’ mempengaruhi ekspektasi dan minat tertentu yang memandu proses saya dalam melihat atau menafsirkan karya seni tertentu. Saya bertanya, bagaimana sebuah karya seni beresonansi dengan nilai-nilai yang saya yakini? Apakah itu membuat saya merasa dilihat? Atau sebaliknya, apakah itu membuat saya merasa tidak nyaman? Saya menawarkan narasi pribadi ini selama pertemuan kami dengan Yates untuk memahami keterkaitan antara latar belakang saya dan cara saya membangun keterhubungan dengan karya seni yang saya pilih.

 

#BehindInterest

 

Di bawah ini adalah dua contoh karya yang dipilih Butong dari Koleksi David dan Indrė Roberts untuk menyusun proyeknya, #BehindInterest bekerja sama dengan Roberts Institute of Art. Karya seni ini mewakili masing-masing dari dua konsep proyek digitalnya: Tubuh, Sosok dan Cerita serta Objek Material Mewakili Manusia. Ide-idenya dan karya seni pilihan lengkapnya dapat dilihat di atas – dapat dilihat melalui katalog ISSUU, atau tersedia sebagai PDF yang dapat diunduh dan diperbesar atau diperkecil untuk anda.

 


Body, Figure and Narrative

Miriam Cahn, Familie (2011)
Oil on canvas, 110 × 130 cm Courtesy the artist and Galerie Jocelyn Wolff Courtesy the David and Indrė Roberts Collection Photo by François Doury
© The Artist

Material Objects Representing Humans

Jo Broughton, Balloon Set (2006)
C-type print mounted on aluminium, 110 x 140 cm
Courtesy the David and Indrė Roberts Collection
© The Artist

“Kolaborasi ini saya ambil sebagai kesempatan untuk mengamati bagaimana seniman internasional menelaah tema-tema yang mungkin dianggap tabu atau terlalu subversif jika ditampilkan di Indonesia – tempat saya dibesarkan sebagai pribadi dan sebagai seniman. Selama kolaborasi ini, saya diperkenalkan dan diperkenalkan kembali pada beragam isu yang dibahas dalam karya-karya di The David dan Indrė Roberts Collection.”

– Butong

“Setiap kurasi membuka ruang untuk bercerita dan melihat karya seni dan dunia melalui lensa baru. Ketika kami diundang untuk berpartisipasi dalam program Kurasi Koleksi Art et al., kami tahu bahwa kesempatan ini akan membuka kemungkinan bagi kami untuk menemukan cara berbeda dalam melihat koleksi David dan Indrė Roberts, sambil juga mengeksplorasi bagaimana hal itu dapat menginspirasi karya dan praktik seorang kurator tamu.”

 

-Yates Norton, RIA Curator

Dengarkan