Winda Karunitha X Mawarini

Di awal tahun 2023, perupa disabilitas Indonesia, Winda Karunadhita, berkolaborasi lewat program Peer to Peer dengan perupa Australia, Mawarini. Cari tahu lebih lanjut tentang masing-masing perupa dan ikuti proyek internasional mereka di bawah ini, termasuk pertemuan langsung antar mereka, yang ditampilkan sebagai bagian dari program kolaborasi internasional antar Art et al. X Ketemu Project. Program yang satu ini sangat menyegarkan bagi kami, soalnya, pertemuan secara langsung belum pernah dilakukan sebelumnya!

M

Winda Karunadhita

 

Winda lumpuh karena kelainan genetik, distrofi otot, dan skoliosis. Winda telah menggambar sejak remaja dan belajar melukis secara otodidak. Dia telah menampilkan karya-karyanya di banyak pameran, baik pameran bersama maupun tunggal. Sebagian hasil penjualan lukisannya selalu disisihkan untuk membantu penyandang disabilitas lainnya yang kurang mampu.

Mawarini

 

Mawarini adalah seniman visual, desainer, dan animator kelahiran Indonesia yang tinggal di Adelaide. Dia telah memamerkan karya secara lokal dan internasional, termasuk di Indonesia, Malaysia, Istanbul Triennial dan Inggris. Prakteknya sering menggabungkan teknik pemotongan kertas, ilustrasi dan media digital kontemporer untuk menghasilkan instalasi naratif dan animasi. Mawarini juga bekerja secara kolaboratif dengan seniman dari berbagai disiplin ilmu dan telah merancang serta mengkurasi karya untuk seni pertunjukan, festival seni, dan produksi teater.

Dengarkan



Karya Seni Sebelumnya

 

Pertemuan pertama secara daring melibatkan masing-masing seniman untuk saling bercerita tentang praktik seni, menunjukan beberapa karya seni, dan berbagi cerita tentang tempat tinggal mereka dan perbedaan budaya mereka. Setelah pertemuan tersebut, mereka memikirkan untuk tema kolaborasi dan bagaimana cara mereka ingin bekerjasama selama tiga bulan. Mereka berdua ingin memperkaya pengalaman mereka dengan berbagi perbedaan budaya sebagai perupa. Di bawah ini, kami tampilkan beberapa karya dari masing-masing seniman.

Tiga gambar pertama dari Winda. Winda tertarik pada seni dekoratif dan hal itu terlihat dari lukisan-lukisannya, dengan tingkat kerincian gambar yang ia lukiskan. Tema sebagian besar karya Winda adalah tentang kehidupan dan budaya orang Bali. Misalnya, pasar tradisional, panen padi, tarian. Dia juga suka melukis burung dan bunga.

Gambar panjang adalah karya dari Mawarini, berjudul “Sewing” (“Menjahit”), yang dibuat dengan grafit dan pastel pada kertas berukuran 100x16cm. Karyanya adalah tentang menangkap keindahan dan puisi kehidupan sehari-hari yang dirupakan melalui teknik menggambar, dan melalui cahaya serta bayangan potongan kertas. Dia juga suka menambahkan keanehan pada karya seninya, di mana banyak di antaranya dibuat bergerak melalui animasi.

Dengarkan



Berbagi Karya dan Berkolaborasi Pada Karya Satu Sama Lain

 

Winda dan Mawarini memutuskan untuk bertukar gambar visual, dan masing-masisng saling menanggapi dengan cara yang mereka pilih dalam seputar tema ‘persahabatan’. Setiap minggu, di samping mengobrol setiap hari di aplikasi WhatsApp, mereka saling mengirim karya seni di aplikasi pesan tersebut, dan beberapa melalui surel untuk ditanggapi dengan menggambar secara digital. Mereka ingin mengeksplorasi apa arti persahabatan bagi mereka masing-masing. Sepanjang jalan, terbentuk perjalinan keakraban, dan menyadari bahwa mereka menyukai hal-hal yang serupa, terutama budaya Jepang, desain bunga, dan kucing! Karya yang dihasilkan sangat indah dan bervariasi, antara lain lukisan, gambar, papercut, karya digital, bahkan membuat tas reseleting cetak dengan desain kolaboratif yang dibuat secara digital.

Mereka mulai dengan dialog antara dua teman berbagi cerita, dan berbagi apa yang mereka suka dan tidak suka, dan apa arti persahabatan satu sama lain. Mereka mengajukan pertanyaan satu sama lain untuk mempelajari lebih lanjut, termasuk hal-hal seperti: apakah Anda lebih suka matahari terbit atau terbenam? Di mana tempat spesialmu? Apa makanan dan minuman favoritmu? Lebih suka gunung atau pantai? Warna apa yang kamu suka?

Di bawah ini adalah beberapa contoh dengan jawaban mereka masing-masing.
– (W mewakili Winda dan M mewakili Mawarini).

Dengarkan



Beberapa pertanyaan yang mereka sampaikan kepada satu sama lainnya – tertulis dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
Mereka juga saling kirim paket gambar lewat pos untuk saling menanggapi dengan sebebasnya gambar-gambar yang dikirimkan masing-masing. Di atas adalah foto dari salah satu paket gambar yang saling saling dikirimkan.
Foto tangkapan layer dari salah satu pertemuan daring yang dilakukan. 
Dalam urutan jam dari atas kiri: Mawarini, Jennifer, Sidhi, dan Winda.

Gambar Karya Kolaborasi #1
Dua karya di atas adalah beberapa karya pertama yang diciptakan secara kolaboratif. Dalam kedua kasus tersebut, Winda mengirimkan gambar yang dibuat dengan pena tinta kepada Mawarini, yang kemudian memindainya dan secara digital menambahkan unsur lain pada gambar tersebut berdasarkan hal-hal yang mereka diskusikan tentang hal yang mereka sukai atau senang lakukan. Gambar kiri berjudul ‘Persahabatan’, dan gambar kanan berjudul ‘Jendela’.

Dengarkan



Gambar Karya Kolaborasi #2

Gambar di atas menunjukkan bagaimana salah satu seniman menggambar, dan kemudian apa yang terjadi ketika karya seni itu ditanggapi seniman satunya, di mana masing-masing kekhasannya. Dalam kasus kumpulan gambar terakhir yang terlihat di atas… karya seni di kiri digambar bersama secara langsung saat mereka mendiskusikan apa yang dilakukan teman saat mereka bersama mengunjungi sebuah kedai kopi. Gambar kanan dikomposisikan secara digital oleh Mawarini, mengambil elemen dari gambar aslinya dan menjadikannya sebuah adegan yang utuh.

Dengarkan



Video ini menampilkan pertemuan langsung pertama kedua perupa di rumah Winda. Tidak ada pembicaraan pada video ini yang berdurasi satu menit.

Gambar Karya Kolaborasi #3
Atas: Karya di sebelah kiri atas dengan latar belakang biru berjudul ‘Best Friend’. Winda membuat lukisan yang menampilkan dirinya dan Mawarini. “Saya menggambarkan Mawarini membawa ransel besar karena dia akan segera kembali ke Australia. Saya ingin menekankan bahwa dalam persahabatan, meskipun kita berjauhan, kita tidak akan pernah melupakan satu sama lain.” Mawarini menambahkan pola itu ke ransel. Di sebelah kanan, kedua perupa tersebut kembali ditampilkan pada karya. Mawarini menambahkan corak modern (dengan bermotif batik) sebagai latar belakang karena mereka sama-sama menyukai batik. Bunga mawar kuning merupakan sebagai simbol persahabatan, di mana hal tersebut dimunculkan juga pada karya ini seperti pada karya di sebelah kiri.

Gambar-gambar di bawah ini menunjukkan bagaimana gambar pada tas kecil yang dicetak secara digital diciptakan. Winda mengirimkan beberapa gambar atas hal-hal yang disukainya kepada Mawarini, yang kemudian memindainya gambar-gambar itu dan secara digital menambahkan beberapa gambarnya sendiri. Mawarini berbagi beberapa versi berbeda tentang bagaimana bermacam pola itu dapat digabungkan, sebelum akhirnya mereka memilih gambar yang tengah di bawah ini. Desainnya kemudian dikirim dan dibuat menjadi kantong, yang sekarang dimiliki masing-masing perupa.

Dengarkan



Gambar Karya Kolaborasi #4
Di bawah ini, Anda dapat melihat tiga versi (kucing terinspirasi dari) kucing Maneki Neko Jepang karena mereka sama-sama menyukai macam kucing (jimat keberuntungan) tersebut. Mawarini menggambar kucing, lalu Winda menambahkan desain bunga dengan teknik menggosok hilang bagian warna gambar pada tubuh kucing. Mawarini kemudian menggambar pola ubin satu per satu di latar belakang dan juga tangan, lalu dia mensadurnya secara digital untuk desain akhir. Pada gambar baris kedua yang dibuat Winda, terdapat visual di mana ada Mawarini yanbg sedang mendorong Winda di kursi rodanya. Sedangkan gambar kedua dan ketiga di barisan sama, menampilkan gambar (kedua) burung dan pedesaan yang dibuat Mawarini, serta detail bunga karya papercut hasil Mawarini. Gambar asli tersebut kemudian dipotong dan diimbuhkan pada karya seni akhir ini (gambar ketiga).

Dengarkan



Gambar Karya Kolaborasi #5
Bersama-sama mereka juga membuat karya di atas kertas yang menampilkan hewan dari kedua negara, seperti koala dan kanguru dari Australia dan juga burung jalak Bali. Sentuhan papercut dari Mawarini ditambahkan menjadi bagian dari karya yang dibuat bersama. Pada gambar pertama, kangguru terdekat adalah buatan Mawarini, dengan kangguru yang lebih besar dengan dua orang di dalam kantong dibuat Winda. Yang kedua, Winda menggambar semua binatang dan kedua seniman menggambar daun/pohon. Di bawah ini, Mawarini membuat karya papercut seorang gadis yang kemudian dikirim ke Winda, yang di mana pada papercut itu ditanggapi Winda dengan gambar menggunakan pensil yang gambarnya menunjukkan interaksi mereka berdua. Anda juga bisa melihat bagaimana gambar dua orang dengan syal yang dimulai dengan sketsa pensil, kemudian dibuat menjadi potongan kertas dan akhirnya menjadi ilustrasi digital. Seperti halnya semua karya, kolaborasi adalah kunci untuk mewujudkannya.

Tatap muka langsung di Indonesia

Winda dan Mawarini sama-sama berada di negara Indonesia pada waktu yang bersamaan. Hal ini terjadi karena kebetulan Mawarini sedang kembali ke Indonesia dan singgah lewat Bali. Ini merupakan kali pertama salah satu kolaborasi Peer to Peer kami dapat bertemu langsung dua kali dan saat itu dilakukan sdi rumah Winda. Untuk kunjungan kedua, Sidhi dari Ketemu Project juga dapat hadir dan mengambil foto-foto ini dan membuat video singkat di bawah ini, di mana para perupa berbagi lebih banyak tentang kolaborasi dan apa yang sedang mereka kerjakan. Kedua perupa menyampaikan bahwa hal itu membuat kolaborasi mereka semakin kuat dengan bertemu langsung, mendorong mereka untuk melakukan lebih banyak melakukan pertemuan langsung untuk kolaborasi di masa mendatang – sesuatu yang pasti perlu kami catatkan!

Dengarkan



Gambar Karya Kolaborasi #6
Dari foto-foto di atas adalah ketika mereka bertemu secara langsung. Anda dapat melihat awal dari karya seni di bawah ini dan bagaimana hasil akhirnya. Winda menggambar anjing, dan Mawarini melukisnya dengan akrilik. Anjing itu kemudian dipotong, dan semua elemen lainnya ditambahkan bersama-sama ke bagian karya untuk menciptakan unsur-unsur lain dan latar belakang di karya tersebut.

Video pendek ini dibuat setelah pertemuan tatap muka kedua yang direkam oleh Sidhi dari Ketemu Project. Ada pembicaraan (dengan teks terjemahan) dalam video dan durasinya 3 menit.

Gambar Karya Kolaborasi #7
Kumpulan gambar di bawah ini adalah karya seni terakhir yang dibuat bersama. Anda dapat melihat elemen berbeda yang dibuat oleh kedua seniman, yang dipotong dengan pisau, dan digabungkan secara digital untuk membuat dua kartu remi yang berbeda. Karya terakhir ini berjudul ‘Kartu Persahabatan’.

Akhir dari Program - Wawancara Seniman

Listen



Salah satu dari mitra kami Art et al. , Jennifer Gilbert mengobrol dengan Winda dan Mawarini di akhir program untuk mendapatkan beberapa masukan tentang bagaimana menurut mereka program ini berlangsung, dan apa yang mereka pelajari. Selama proses tersebut, para perupa mengobrol satu sama lain setiap hari melalui WhatsApp, di mana sifat yang lebih pribadi terjadi pada sebagian besar kolaborasi Peer to Peer lainnya dari Art et al. Hal tersebut lah yang membuat wawancara ini terasa lebih berwawasan.

Jennifer: Secara umum, bagaimana kolaborasi ini kalian rasakan?

Winda: Program ini bagus untuk saya. Menyenangkan dan memungkinkan saya untuk mengeksplorasi ide kreatif saya dengan bebas. Saya beruntung bisa bekerja dan bertemu langsung dengan rekan kolaborasi saya.

“Kami menemukan sebuah persahabatan melalui kolaborasi ini.” – Mawarini

Jennifer: Apakah ada hal yang mengejutkan selama kolaborasi ini?

Winda: Ada! Mawarini memberi saya beberapa masukan ubntuk membuat sketsa. Ini membawa saya kembali ke saat saya memulai perjalanan saya 8 tahun yang lalu karena saya kebanyakan mengerjakan media kanvas beberapa tahun terakhir ini. Dia menunjukkan kepada saya beberapa potongan kertas yang sangat saya sukai juga, sayangnya sulit bagi saya untuk membuatnya sendiri.

Mawarini: Beberapa karya seni Winda yang menanggapi gambar saya sangat tidak terduga, dan kami bersenang-senang.

Jennifer: Apa yang Anda harapkan para pemerhati seni dapatkan dengan melihat karya Anda?

Mawarini: Semoga mereka bisa melihat persahabatan kita melalui karya seni kami, terlepas dari latar belakang budaya kami berdua. Kami tertawa, berbagi, mendapatkan inspirasi, berkreasi, dan menikmati perjalanan seni bersama.

“Saya ingin menunjukkan tentang persahabatan kita dan menunjukkan bahwa segalanya menjadi lebih mudah dan indah ketika kita memiliki teman baik. Sebagai seorang anak, saya tidak memiliki banyak teman dan saya takut bersosialisasi, jadi itu adalah saat yang tidak menyenangkan dalam hidup saya. Sebagai orang dewasa, saya mencoba untuk lebih terbuka dan bersosialisasi. Ternyata memiliki banyak teman jauh membuat saya lebih bahagia.” – Winda

Jennifer: Untuk orang lain yang berpotensi melakukan kolaborasi Peer to Peer di masa mendatang, apa saran Anda untuk mereka?

Winda: Banyak berkomunikasi dengan teman-teman kolaborasi Anda, dan jangan ragu untuk mengemukakan ide dan mendiskusikannya bersama. Jangan malu untuk bertanya jika ada yang masih belum dipahami, karena mungkin pengetahuan satu sama lain berbeda, jadi ada hal baru yang mungkin bisa Anda pelajari.

Mawarini: Nikmati prosesnya, dan bekerjalah dengan alurnya. Kolaborasi itu menyenangkan dan menginspirasi.

Jennifer: Ada hal lain yang ingin ditambahkan?

Winda: Terima kasih telah memberi saya kesempatan untuk menjadi bagian dari program ini. Saya sangat senang bisa berpartisipasi dalam program ini dan juga mendapatkan teman baru dalam hidup saya.”

Tangkapan layar pertemuan daring yang di atas dibuat gambar sketsa oleh Mawarini!



Kolaborasi ini merupakan bagian dari program Art et al. X Ketemu Project. Kolaborasi khusus ini didanai oleh Dewan Seni Australia.

Hak Cipta Gambar: Winda Karunadhita, Mawarini, Ketemu Project dan Art et al.