Chapter 4

Perencanaan Kolaborasi Kreatif dengan Penyandang Disabilitas

Tempat Kerja inklusif

Setelah sebelumnya kita bahas tentang cara membuat program dan komunikasi yang inklusif, sekarang kita akan bahas tentang bagaimana tempat atau lingkungan kerja yang inklusif.

Tempat kerja inklusif adalah ruang kerja yang tak memberikan hambatan bagi pengguna dengan berbagai kebutuhan berbeda.

Inklusivitas memungkinkan semua orang untuk memiliki kesempatan berpartisipasi yang setara, dengan penuh kepercayaan diri dan secara mandiri dalam beraktivitas.

Berikut 5 prinsip dalam membuat desain inklusif:

  • Bisa digunakan oleh sebanyak mungkin orang
  • Menyadari adanya keberagaman dan perbedaan, serta memahami apa saja yang bisa menjadi hambatan berbagai kebutuhan tersebut
  • Mengakomodasi semua/sebagian besar kebutuhan pengguna
  • Desain dibuat mudah beradaptasi dengan perubahan kebutuhan
  • Nyaman dan menyenangkan saat digunakan
Sudakara Art Space, salah satu venue di Bali yang ramah bagi pengguna kursi roda

Dengan menerapkan 5 prinsip di atas, maka infrastruktur akan dapat memberikan ruang kerja yang:

  • Inklusif: semua orang dapat menggunakannya dengan aman dan mudah
  • Responsif: menjawab kebutuhan dan keinginan banyak orang
  • Fleksibel: pengguna dapat memakai tempat yang sama dengan cara yang berbeda-beda
  • Nyaman: orang dengan berbagai kebutuhan dapat menggunakannya tanpa merasa tersisihkan
  • Akomodatif: ramah untuk digunakan berbagai kalangan yang memiliki kebutuhan berbeda-beda
  • Terbuka: membuat orang merasa diterima karena minimnya hambatan infrastruktur
  • Realistis: menyadari adanya kebutuhan yang berbeda-beda dan memenuhinya

Saat akan menentukan tempat kerja inklusif dan aksesibel, kita juga perlu memperhatikan:

  • Apakah tempatnya cukup dikenal banyak orang atau tidak (orang tersebut sudah familiar atau belum)
  • Tanda petunjuk yang jelas, seperti tanda pintu masuk dan toilet
  • Visibilitas, misalnya penggunaan warna kontras pada papan petunjuk, saklar listrik, pintu, dan sebagainya
  • Pola lantai. Pola yang terlalu ramai dan berkilau dapat mengganggu navigasi seseorang untuk menentukan arah
  • Keberadaan cermin. Bagi sebagian penyandang demensia, cermin bisa membuat mereka bingung dan gelisah
  • Bentuk furnitur. Perabot disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya kursi dengan sandaran tangan untuk penyandang paralisis (hilangnya fungsi otot pada tubuh) atau cerebral palsy

Indonesia sudah memiliki pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan, kamu bisa lihat di Permen PUPR No.14 Tahun 2017 Tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung.

Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan bagi semua orang guna mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupannya.

Permen PUPR No.14 Tahun 2017 Tweet

Berikut adalah asas fasilitas dan aksesibilitas:

  • Keselamatan, yaitu setiap bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan terbangun, harus memperhatikan keselamatan bagi semua orang.
  • Kemudahan, yaitu setiap orang dapat mencapai semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
  • Kegunaan, yaitu setiap orang harus dapat mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
  • Kemandirian, yaitu setiap orang harus bisa mencapai, masuk dan mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan dengan tanpa membutuhkan bantuan orang lain.

Menciptakan tempat kerja inklusif tak melulu mengenai bangunan fisik, tapi juga keadaan psikologis orang-orang di dalamnya demi meningkatkan produktivitas.

Berdasarkan pengalaman kami saat berkolaborasi dengan seniman difabel,  berikut beberapa cara untuk mengakomodasi kondisi psikologis:

  • Membuat suasana kerja yang tak terlalu formal (cair) agar rekan kerja tak segan untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat
  • Fleksibel dalam menentukan target, karena menyesuaikan dengan kebutuhan setiap orang yang punya timelinenya masing-masing
  • Fokus pada peningkatan aksesibilitas, bukan kekurangan yang dimiliki rekan kerja, seperti penyediaan akses ke informasi dan mengungkapkan pendapat
Pak Nyoman sedang melukis pada cangkir yang terbuat dari tanah liat di Jenggala Ceramics Bali

Belum terlalu banyak bangunan dan ruang kerja kreatif di Indonesia yang inklusif dan ramah disabilitas. Padahal penyandang disabilitas punya hak aksesibilitas, untuk bisa memanfaatkan fasilitas publik dan mendapatkan akomodasi yang layak.

Apakah ada bangunan atau ruang kreatif yang sudah aksesibel di daerahmu? Yuk bagikan infonya ke kami, bisa melalui email atau DM di Instagram kami. Info ini nantinya akan kami elaborasikan dengan list direktori kami.

Dalam tulisan selanjutnya kita akan membahas tentang cara membuat pameran karya seni yang inklusif.

 

Artikel ini adalah bagian dari : Toolkit Inklusivitas: Kolaborasi Seni dan Kreatif . Keseluruhan toolkit ini dapat diunduh dalam bentuk PDF.

Toolkit ini adalah salah satu hasil proyek kami Gerakan Kreabilitas, sebuah program dari British Council: Developing Inclusive Creative Economy (DICE)

Referensi: 

Howard,Fletcher.”The principles of inclusive design. (They include you.)”.Commision for Architecture and the Built Environment”.diakses 2 Januari 2020

Ensuring your venues and events are open to all”.Shape Access Guide.diakses 9 Desember 2019